Pages

Jumat, 10 Februari 2012

Jangan Lewatkan Ramadhan Begitu saja

Amboii !!! Senangnya hati ketika menyambut tamu yang kita cintai, yakni bulan ramadhan .”Selamat datang bulan shiyam,bulan yang penuh berkah dan ampunan .Yang menghantarkan kepada kesabaran dan ketakwaan.Bulan yang teramat istimewa karena pada saat itu pintu neraka di tutup dan pintu surga di buka selebar-lebarnya serta setan-setan pun di belenggu.Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan,semua kebaikan di lipat gandakan, Subhanalloh!Sudahkah kita persiapkan diri kita menyambut bulan suci ini ? Bagaimanakah kita mengisi bulan ramadhan ini agar bermakna Tidak lewat begitu saja tanpa meninggalkan bekas sedikit pun dan tak memahami pendidikan berharga yg terdapat di dalamnya.

Langkah pertama, memahami bahwa puasa di wajibkan Alloh atas hambanya. Puasa yaitu menahan diri dari makan, minum serta hal-hal yang membatalkannya dari fajar hingga tenggelam matahari .Hal ini wajib untuk seluruh muslim yang memenuhi syarat serta tidak terhalang dari hal-hal yang menggugurkannya. Alloh berfirman, artinya :
“ Wahai Orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian berpuasa agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa."(QS.Al Baqoroh:183)

Langkah kedua, menghindar dari sikap-sikap yang sia-sia ,omong kosong berkata jorok ,kasar,bertindak bodoh,menggunjing,mencaci maki dan sejenisnya. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa adalah perisai. Oleh sebab itu janganlah berbicara jorok, jangan berbuat dungu. Kalau ada orang lain yang memeranginya atau mencaci-maki dirinya katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa','Aku sedang puasa.…” (HR.Bukhari dan Muslim)

Hal-hal seperti ini kadang sulit kita hindari.Terutama kebiasaan mengghibah, bergosip ria, belum lagi melakukan hal-hal yang sia-sia lainnya seperti tradisi ngabuburit, mendengarkan radio, televisi, bahkan suguhan berupa musik, lagu, film serta sinetron-sinetron picisan. Bulan ramadhan yang mestinya bulan untuk beribadah mendekatkan diri kepada Alloh malah menjadi bulan hiburan. Kalau begitu,apakah yang di dapatkan selain rasa lapar dan dahaga saja?! Rosululloh bersabda :“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali rasa lapar dan haus.” [Hadits Shahih Riwayat Ahmad: II/441 dan 373]

Langkah ketiga, melaksanakan shalat taraweh di malam hari dengan penuh ketakwaan. Pelaksanaannya dilakukan setelah shalat Isya.

Langkah keempat, memanfaatkan hari-hari ramadhan untuk taat, berdzikir dan bersedekah. Di antara bentuk-bentuk ketaatan di bulan ini adalah memperbanyak dzikir, istighfar, membaca doa, dan tilawah Al-Qur’an serta mentadabburinya, juga sholat berjamaah. Hal ini memang di anjurkan bagi setiap muslim di setiap waktu, akan tetapi di bulan ramadhan lebih di anjurkan lagi. Dan memberi makan. Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun”.(HR.Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa,” Ummat manusia ini akan tetap baik selama mereka menyegerakan berbuka puasa,”(HR Bukhori dan Muslim)

Langkah kelima, I’tikaf. Yakni berdiam diri di masjid untuk beribadah di dalamnya . Bermanfa’at untuk mengkondisikan diri dekat kepada Alloh (di tekankan pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan). sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary (no.2026) dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :  Adalah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai Alloh subhanahu wa ta’ala mewafatkan beliau, kemudian setelahnya (setelah beliau wafat) istri-istrinya melakukan I’tikaf”.

Langkah keenam, berusaha meraih malam lailatul qadar. Al-Qur’an mengagungkan malam ini dan menisbatkannya kepada al-qadar yaitu kedudukan dan kehormatan, Artinya ketaatan dan ibadah di dalamnya lebih baik di banding  seribu bulan yang tidak ada lailatul qadar di dalamnya.

Langkah ketujuh, berumroh bagi yang mampu tentunya. Rosululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : ‘Kalau bulan ramadhan tiba maka tunaikanlah umroh, sebab umroh di bulan ramadhan menyamai ibadah haji “ (HR.Al-Bukhari)

Nah demikian uraian betapa ramadhan itu bukan bulan biaasa,karena pada bulan inilah semua perbuatan baik telah di lipat gandakan. Bahkan sejarah mencatat perjuangan fisik umat Islam gemilang pada bulan ini; kemenangan pada perang Badar, takluknya Mekkah, perang tabuk, penyebaran Islam ke Yaman dan seterusnya sampai kemenangan tentara Shalahuddin Al-Ayyubi yang masyhur itu, belum lagi peristiwa sejarah yang berderet lainnya yang terbentang hingga kini.  So,marilah bersama-sama, kita mensucikan jiwa meraih keberuntungan besar dan kemenangan itu. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi kaum muslimin.

Oleh : Roessminni majidi Martapura
Buletin Shalihah edisi 06 Juli 2011, Rubrik Sajian Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar