Pages

Kamis, 23 Februari 2012

Sabar Mutiara Iman Dan Akhlak Orang-orang Besar

Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Al-Khudhoiri hafizhohullaahu berkata : “Iman itu ada dua bagian. Pertama, sabar dan kedua, syukur”(Waqofaat Ma'a Aayaatish Shobri, halaman 5) Di dalam kitab Fahul Baari, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullahu berkata : “Iman adalah aman”. Ini mengandung pengertian sebagaimana dengan iman seseorang dapat memperoleh rasa aman, maka begitu juga dengan sikap sabar dan sikap syukur berfaedah memberikan keamanan bagi kita semua. Syaikh  Doktor Muhammad bin Musa alu Nasher hafizhohullaahu berkata : “Kapan saja terwujudnya keimanan maka akan terwujud pula rasa aman” (Baca: kitab Bainal Amni wal imaan, halaman 18). Kemudian beliau mengemukakan firman Alloh dalam surat Al An'aam (6) : 82, yang artinya : “Adapun orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanannya dengan kezhaliman maka mereka akan meperoleh rasa aman  dan mendapatkan petunjuk”. Kesimpulan dari ayat di atas adalah orang-orang yang beriman tanpa berbuat kezhaliman (baca : syirik) akan memperoleh rasa aman dan petunjuk. Di dalam Al-Qowaa'idul Arba', Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu berkata : “Tanda kebahagiaan itu ada tiga. Pertama, apabila diberi nikmat atau kesenangan maka bersyukur. Kedua, apabila diuji maka bersabar. Dan ketiga, apabila berbuat dosa maka segera memohon ampunan (baca : beristighfar )”.

Mencermati  uraian di atas, ada beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang menarik dan berfaedah, Insya Alloh. Pertama , sabar adalah separuh mutiara iman. Kedua, sikap sabar dapat menyebabkan seseorang memperoleh rasa aman sebagaimana keimanan menimbulkan keamanan baik di dunia maupun di akhirat. Dan ketiga, orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang akan berbahagia hidupnya di dunia maupun di akhirat.

Pengertian Sabar dan Pembagiannya

Sabar menurut bahasa (etimologi) artinya al-Habsu wal kaffu (menahan diri). Allah “Azza wa Jalla berfirman yang artinya :”Sabarlah dirimu bersama orang-orang yang senantiasa berdo'a kepada Robbnya di waktu pagi dan petang…..”(QS Al Kahfi (18) : 28 ).

Sabar menurut istilah (terminologi) artinya menahan diri atas mengerjakan sesuatu atau meninggalkan sesuatu karena mencari wajah Alloh. Firman Alloh 'Azza wa Jalla yang artinya :”Dan adapun orang-orang yang sabar mereka mencari wajah  Robb-nya…….. “(QS Ar-Ro'du (13) : 22). 

Berdasarkan pengertian secara istilah maka sabar terbagi menjadi tiga. Pertama, sabar atas menta'ati Alloh. Kedua, sabar dari bermaksiat terhadap Alloh. Dan ketiga, sabar atas takdir Alloh yang menyakitkan.

Dan kesabaran hanyalah akan berarti dan berfaedah bagi setiap kita apabila berdasarkan keikhlasan, yaitu semata-mata mencari wajah Alloh Subhaanahu wa Ta'ala. Alloh 'Azza wa Jalla berfirman yang artinya : “Dan karena Robbmu maka bersabarlah”(QS Al-Mudaststir (74) : 7 ).

Hukum Sabar

Secara global sabar hukumnya wajib. Adapun alasan-alasan yang menunjukkan wajibnya adalah :

Pertama : Alloh 'Azza wa Jalla memerintahkan kita agar bersabar dalam berbagai ayatnya. Diantaranya firman Alloh 'Azza wa Jalla yang artinya : “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat”(QS Al Baqoroh (2) : 45) dan “Bersabarlah kamu dan hendaklah kamu saling menetapi dan menguatkan kesabaran”(QS Ali Imron (3) : 200 ).

Kedua : Alloh 'Azza wa Jalla telah melarang kita dari sikap tidak bersabar. Alloh 'Azza wa Jalla berfirman yang artinya :”Maka janganlah kalian membelakangi mereka (mundur)”(QS Al-Anfal (8) : 15 ), “Dan janganlah kamu membatalkan amalan-amalanmu “(QS Muhammad (47) : 33 ),”Janganlah kamu lemah dan janganlah kamu berduka cita” (QS Ali Imron (3) : 39 ) dan “Bersabarlah kamu sebagaimana sabarnya ulul 'Azmi dari para rosul dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka” (QS Al Ahqof (46) : 35 ).

Ketiga
: Sesungguhnya Alloh 'Azza wa Jalla memberikan kebaikan di dunia dan di akhirat atas orang yang sabar.

Adapun secara terperinci maka hukum sabar tergantung kepada perkara yang dihadapinya. Al Allamah Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah berkata : “Sabar itu wajib dalam menghadapi perkara-perkara yang diwajibkan. Sabar juga wajib dalam menghadapi perkara-perkara yang diharamkan, sunnah dari perkara-perkara yang dimakruhkan, makruh dari perkara-perkara yang disunnahkan, sunnah atas perkara-perkara yang disunnahkan dan makruh atas perkara-perkara yang dimakruhkan.”

Derajat Sabar
Berdasarkan objeknya maka sabar ada dua macam : 
Pertama : Sabar terhadap sesuatu yang mengenai badan (jasmani).
Kedua : sabar terhadap sesuatu yang mengenai jiwa (rohani).
Masing-masing dari keduanya juga terbagi menjadi dua :
Pertama, Ikhtiari, artinya sabar terhadap sesuatu yang merupakan upaya kita sendiri.
Kedua, Idhthirori artinya sabar terhadap sesuatu yang tidak kita upayakan.
Contoh sabar badani ikhtiari adalah mengerjakan pekerjaan yang berat atas upanya dan inisiatif kita sendiri.
Contoh sabar badani Idhtirori adalah sabar ketika badannya disakiti orang lain, misalnya dipukul, ditampar dan sebagainya.
Contoh sabar nafsi ikhtiari adalah sabarnya jiwa dari mengerjakan sesuatu yang tidak baik untuk dikerjakan, baik menurut syar'i maupun menurut akal.
Contoh sabar nafsi idhthirori adalah sabarnya jiwa dari kehilangan sesuatu yang kita cintai.

Penghalang Kesabaran
Ada tiga penyakit penghalang kesabaran, yaitu :
Pertama, Isti'jal artinya tergesa-gesa,
kedua, ghodhob artinya mudah marah,
dan ketiga, Al-Ya'su artinya berputus asa. (Baca : Waqofat ma'a aayaatish shobri , halaman 51 – 53 ).

Pentingnya Sabar
Sabar adalah mutiara iman dan akhlak “orang-orang besar” di masa lalu. Siapakah orang yang paling sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah ? Jawabnya adalah Nabi Ibrahim alaihis salam. Siapakah orang yang paling sabar dari menjauhi perkara-perkara  yang Allah haramkan ? Jawabnya adalah Nabi Yusuf alaihis salam. Dan siapakah orang yang paling sabar dalam menghadapi takdir Allah yang amat menyakitkan ? Jawabnya adalah Nabi Ayyub alaihis salam. Bukankah mereka semua orang-orang besar ? Tepatlah jika penulis menuangkannya dengan judul tersebut.

Sabar adalah akhlak yang paling kentara. Sekedar contoh, sikap 'iffah artinya menjaga kehormatan. Inti 'iffah adalah sabar dari syahwat kemaluan dan pandangan mata yang diharamkan. Contoh lain, sikap dermawan (juud). Inti sikap dermawan adalah sabar dari memenuhi seruan sikap kikir. Dan contoh yang lainnya lagi adalah syaja'ah artinya berani. Inti sikap berani adalah sabar dari seruan untuk kabur dan lari dari medan pertempuran. Bukankah sangat jelas bahwa sabar adalah  intinya semua akhlak yang mulia ? Dengan uraian singkat ini kita Insya Allah bisa mendulang ilmu tentang sabar dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesabaran. Wallahul Musta'aan!!!

Oleh : Abu Syalha Al Atsari
Buletin Sholihah edisi 2 tahun 2. Shofar 1433 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar